BANYUWANGI, INDOtayang.COM — Program inovatif Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga (Puting Si Naga) menyabet penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik alias Sinovik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) RI.
Inovasi Banyuwangi di sektor pertanian terpilih Top 45 Inovasi dari 1.619 inovasi yang telah terseleksi ketat dari seluruh Indonesia.
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani secara virtual, selasa (9/11/2021).
Bupati Ipuk menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat karena inovasi di sektor pertanian terpilih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik.
”Kami menyampaikan terima kasih pada pemerintah pusat yang telah memberikan apresiasi pada program peningkatan kapasitas produksi buah naga,”ujarnya.
“Terima kasih juga kepada seluruh petani buah naga yang terus berinovasi. Dan juga kepada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, tak lupa juga kepada PT PLN yang mendukung penuh program ini,” tambahnya.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan-RB Diah Natalisa mengatakan, kompetisi ini kami gelar untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menumbuhkan budaya inovasi pada sektor pemerintahan.
”Ini adalah penghargaan bagi penyelenggara pelayanan publik yang memiliki prestasi di bidang pelayanan publik,” jelasnya.
“Kompetisi yang kami gelar sejak 2014 tersebut bukan sekadar lomba tahunan untuk mencari pemenang, melainkan bertujuan untuk membiasakan budaya berinovasi di kalangan birokrasi,” imbuhnya.
Puting Si Naga
Inovasi Puting Si Naga adalah teknologi tepat guna penggunaan lampu di kebun buah naga pada malam hari untuk merangsang tanaman buah naga berbunga. Berkat inovasi ini, petani dapat melakukan panen buah naga di luar musim atau off season.
Saat ini total luas lahan buah naga Banyuwangi sebanyak 3.132 hektare (ha). Dari total luas lahan tersebut, terdapat 2.608 ha lahan yang menggunakan lampu.
Secara terpisah, petani buah naga yang juga Ketua Asosiasi Petani Buah Naga Banyuwangi (Panaba) Edi Purwoko menerangkan, dulu tanpa inovasi ini, buah naga hanya bisa dipanen semusim saja. Itu pun harga di pasaran tidak bersahabat. Per kilogram hanya Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu saja.
”Sekarang dengan adanya inovasi ini perekonomian meningkat. Permintaan buah naga dari luar Banyuwangi luar biasa meningkat,” ujarnya.
“Bahkan, adanya pandemi tidak berdampak terhadap proses produksi dan permintaan pasar. Pengiriman buah tetap berjalan lancar. Kami sampai mempekerjakan tenaga kerja dari wilayah di luar Banyuwangi,” pungkasnya. (Manu)
Sumber : jawapos.com